Materi PAI Kelas VII tentang Hukum Bacaan Gunnah Dalam Q.S. al-Anbiya’/21: 30 dan Q.S. al-A’raf/7: 54

 


Dalam belajar Al-Qur’an, diperlukan tata cara dalam mengetahui setiap bacaan Al-Qur’an untuk memudahkan dalam membaca dan mengetahui makna yang terkandung di dalmnya. Untuk itu, umat Islam diharapkan untuk mempelajari tentang ilmu tajwid. Dalam pengertiannya ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara dalam membaca Al-Qur’an.

Pada pembelajaran kali ini, kita belajar bersama tentang hukum bacaan gunnah dalam ilmu tajwid. Hukum bacaan gunnah adalah apabila terdapat huruf nun bertasydid atau mim bertasydid maka dibaca gunnah (dengung) yang sempurna.

Cara membacanya adalah dibaca dengung dengan panjang 2 (dua) harakat. Setiap membaca nun atau mim yang bertasydid. Cara membacanya dengan mendengungkan nun atau mim bertasydid itu. Contohnya dalam Q.S. al-Anbiya’/21:30 dan Q.S. al-A’raf/7: 54 berikut ini:

1.      Lafadz اْ أَنَّ dalam surat al-Anbiya’/21:30 di bawah ini:

أَوَ لَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ كَانَتَا رَتۡقٗا فَفَتَقۡنَٰهُمَاۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَيۡءٍ حَيٍّۚ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ ٣٠

Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman (Q.S. al-Anbiya’/21:30)

2.      Lafadz ثُمَّ dalam surat al-A’raf/7: 54 di bawah ini:

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَ يَطۡلُبُهُۥ حَثِيثٗا وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتِۢ بِأَمۡرِهِۦٓۗ أَلَا لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٥٤

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam (Q.S. al-A’raf/7: 54)

Inti pada hukum bacaan gunnah ialah sifat gunnah (dengung). Hukum bacaan gunnah terdapat pada huruf yang bertasydid, yaitu hanya pada nun atau mim bertasydid. Jadi selain nun atau mim tidak dibaca dengan gunnah.  

Selanjutnya untuk tugas yang harus dikerjakan siswa adalah mencari contoh-contoh bacaan gunnah dalam Al-Qur’an, ditulis dalam buku tulis lengkap dengan nama surat dan ayatnya lalu dikirimkan di ecbtnya.

Selamat belajar!

Comments

Popular posts from this blog

Peran Syu’abul Iman Dalam Menata Kehidupan

Materi PAI Kelas XI tentang Konsep Dasar Khutbah, Tabligh dan Dakwah